Oleh Metro TV News | Metro TV – Sab, 12 Feb 2011
SERING merasa haus yang 'amat kering' sampai menjadi lemas? Bisa jadi Anda mengalami dehidrasi. Perlu diketahui seperti apa tanda-tandanya.
Hidrasi dikenali sebagai kondisi terjadinya keseimbangan cairan dalam tubuh dan merupakan sinyal penting untuk menjamin fungsi metabolisme sel-sel tubuh agar tubuh berfungsi optimal. Sedangkan dehidrasi, proses kehilangan cairan dari dalam tubuh.
Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang di setiap saat, diharuskan mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup. Sehingga, keseimbangan cairan tubuh (hidrasi) tercapai. Kebutuhan akan cairan tubuh dapat dipenuhi dari minuman (selain dari air minum, dapat juga diperoleh dari jus, teh, kopi), termasuk dari makanan (buah dan sayuran serta hidangan makanan yang berkuah.
Pada Pedoman Umum Gizi Seimbang disebutkan orang dewasa (di Indonesia) disarankan minum minimal 2 liter atau 8 gelas air setiap hari. Itu untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh serta menjaga kesehatan.
Selain karena kurangnya asupan cairan dari minuman dan makanan dibandingkan dengan banyaknya kehilangan cairan, dehidrasi berkaitan dengan kadar garam mineral (terutama Natrium dan Kalium) di dalam tubuh, oleh muntah, diare, demam, penggunaan obat yang menyebabkan banyak kencing, keringat berlebih karena cuaca panas, atau pada mereka yang sedang puasa minum dan makan.
Selain kehilangan air saat beraktivitas sehari-hari, saat tidurpun kita kehilangan air dalam jumlah yang sama banyaknya seperti saat beraktivitas normal sehari-hari. Demikian juga saat cuaca dingin, tubuh membutuhkan air dalam jumlah yang nyaris sama seperti pada cuaca panas.
Tanda-tanda dari dehidrasi adalah rasa haus, air seni sedikit dan pekat, jumlah keringat sedikit, mulut kering, tubuh lemas, hingga kulit yang kehilangan kekenyalannya. Dehidrasi juga dapat menyebabkan tekanan darah menurun, sehingga muncul rasa pusing di kepala ketika berdiri.
Jika dehidrasi semakin berat, dapat memicu penurunan kesadaran sampai kerusakan otak, karena otak adalah organ yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Selain itu, kekurangan cairan yang sangat berat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti ginjal dan hati.
Salah satu cara mudah untuk mengetahui status hidrasi seseorang adalah dengan mengecek warna urin yang dikeluarkan. Tingkatan warna urin menunjukkan keadaan dan keseimbangan air dalam tubuh.
Tersedia tabel warna urin yang terdiri dari delapan warna dimulai dari yang berwarna jernih sampai dengan kuning keruh. Bila urin berwarna jernih, menunjukkan status hidrasi tubuh yang baik.
Urin menunjukkan warna orange pekat menunjukkan perlunya tubuh mendapat lebih banyak asupan air segera agar kehilangan cairan tubuh dapat segera diganti dan kondisi cairan tubuh tetap seimbang.
PURI (Periksa Urin SendiRI) telah direkomendasi penggunaannya oleh PDGMI dan dibuat dalam bentuk poster serta stiker. Cara melakukan PURI adalah:
1. Semua jenis urin dapat digunakan, asal bukan urin pagi saat bangun tidur.
2. Paling ideal menggunakan "mid-stream urine" yaitu urin yang keluar di pertengahan saat kita berkemih.
3. Urin ini ditampung dalam jumlah secukupnya di tempat yang bersih dan berwarna putih/bening, kemudian kita membandingkan warna urin tersebut dengan grafik warna sesuai poster dan stiker yang dibagikan PDGMI.
4. Lakukan perbandingan warna di bawah sinar lampu neon putih atau sinar matahari. Hindarkan memeriksa urin ini di bawah sinar lampu berwarna kuning atau warna lainnya karena bisa membuat pemeriksaan menjadi bias.
5. Jangan lupa pula, warna urin juga dipengaruhi obat-obatan ataupun diet tertentu. (go4/*****)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar