Laman

Selasa, 01 Februari 2011

He is gay, so what?

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Nice to see you again, bloggie!

How are you nowadays?

Akhir" ini segalanya menyenangkan, temanku slalu mengingatkan pentingnya bersyukur. Hal sederhana yang membuatmu luar biasa.Ternyata benar.

Hari ini Allah menyapaku dengan senyum khas-Nya. Awalnya kupikir kak ibe adalah orang cerdas yang arogan ternyata tidak. Dosen muda yang berwawasan luas ini tak seperti yang kubayangkan. Berbagai desas desus perihal "orientasinya" pada awalnya membuatku risih, terlebih lagi hasil blow-up teman" yang kadang berlebihan. Namun peristiwa tadi siang membuka mataku akan sisi humanisnya. 

Jujur akhir" ini beban pikiranku tertumpu pada pembayaran SPP yang nyaris jatuh tempo sedang aku masih minus Rp 300,000. Gaji yang kuperoleh dari menjaga warnet yakni Rp 500,000 tlah berkurang Rp 200,000 karena banyaknya keperluan lain yang tak kalah mendesak. Kupikirkan sendiri segalanya, ironis memang tapi itulah aku. senang menyelesaikan masalahnya sendiri. Karena bagiku kuliah bukan sekedar rantai hidup yang kujalani sesuai dengan siklus alam (sekolah-kuliah-kerja-kawin). Lebih dari itu kuliah adalah pilihanku dalm hidup, sebuah keputusan yang kuambil dan mutlak untuk kupertanggungjawabkan.

Kembali ke kak ibe', ditengah kebingunganku untuk minta pinjaman karena bosku sepertinya tak memungkinkan, akhirnya kuputuskan 2 nama, yakni dosen ilmu alamiah dasar dan dosen bhs inggris. Ibu Dewi dan kak Ibe'. Dan setelah membahasnya dengan Eqhy, keputusan jatuh ke kak Ibe'. Dengan wajah pucat yang diceria-ceriakan, kami ke ruangan beliau. Beliau dengan sangat ramah bertanya keperluan kami. Aku hanya bisa diam sembari celingak celinguk pucat, harap-harap tak ada orang yang dengar. 

"kenapa? nilaimu?"
"hhee... bukan pak"
"apa ji?"
"ndak enak bicara disini pak"
"mdede... apa kah?"
"hhee... "
Setelah beberapa saat akhirnya kami berempat masuk diruangan yang berisi satu ibu".

"aman" seloroh kak ibe' sambil tersenyum

Demi menghindari kesan memalukan akhirnya kuputuskan untuk keluar bersama Darni, dan Eqhy lah yang berbicara pada kak Ibe'

"......" pembicaraan Eqhy dan kak Ibe'.

Entah apa yang terjadi namun sesekali Eqhy keluar bertanya kapan saya memerlukannya. Dan kusebut esok. Beberapa saat kemudian Eqhy keluar membawa uang Rp 200,000. Jujur perasaanku ketika menerima uang itu+senyum khas kak Ibe' yang cuek=sesal. Bukan karena harus meminjam uang, tapi lebih dari itu aku harus mendapatkannya dari orang yang telah kuzalimi. Ini jauh lebih ironis. Tiba" siluet masa" awalnya mengajari kami, kesan kesombongan yang menyeruak, tak henti memuji diri sendiri  membuatku ingin mual, hal ini diirningi desas desus bahwa ia transeksual. Pada saat-saat itu, aku benar memandangnya sebelah mata. 

Hingga aku terhadapkan oleh kenyataan bahwa aku memerlukan bantuannya. dan dia membantu

Segala kontradiksi ini akhirnya harus sepakat, Beliau adalah kesatuan Yin dan Yang dalam teori China. Sifat hitam putih yang menyatu. Bukankah setiap orang memang terlahir dengan sisi gelapnya masing-masing? Sisi yang sangat beruntung bila kau ketahui, namun sebanarnya tak penting juga untukmu . 

Terlepas dari stigma GAY yang melekat

you're an inspiring one, pak!
and last but not least i will pay it sooner pak! hhe...

big thanks ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar